Saturday 20 August 2011

Terbanglah ke tempat yang tinggi

Assalamualaikum..sahabat-sahabat,bagaimana iman ? iman kita ni walaupun ramadhan, kekadang seringkali juga 'menggelepar' bukan ? 'menggelepar' itu biasa, tapi jangan jadikan kebiasaan, top up balik dengan mencari sumber-sumber peringatan..

sahabat-sahabat,

Tak ada yang tidak berubah dalam hidup ini. Tak ada kondisi yang tetap. Bumi ini berputar, alam bergerak, manusia, haiwan, dan tumbuhan semuanya hidup. Perubahan merupakan sunnatullah yang tidak akan pernah berubah. Keadaan suatu bangsa juga pasti mengalami perubahan. Peta kejayaan dan kekalahan suatu umat pasti bergilir, seperti silih bergantinya malam, seperti perputaran roda. Itulah silibus perubahan yang tunduk pada sunatullah.


Apa rahsia di balik sunnatullah tersebut? Al-Qur’an mengajarkan, bahwa semua itu agar kita tidak jatuh dalam kubang kekecewaan dan keputusasaan. Supaya kita tidak terjerembab dan terlibas arus yang tak menentu dalam berjuang menegakkan kebenaran dan menjalani kenyataan hidup.

Sahabatku,
Saat ini adalah masa-masa genting. Rentang waktu yang banyak membuat kita resah, sedih, prihatin dan gelisah. Resah akan ketidakberdayaan dunia dan umat Islam di hadapan kepongahan orang-orang yang pongah. Kesedihan dan keprihatinan karena ketidakmampuan dunia dan umat Islam menghadapi kezaliman orang-orang yang zalim.

saat ini juga masing-masing dalam membuat persiapan perubahan untuk terbang tinggi bukan ? alhamdulillah.. hari makin dekat, masa makin singkat..menuju satu perubahan..anjakan paradigma..menuju kedewasaan ke arah kematangan..

Benar, tak ada yang tak berubah dalam hidup ini. Tapi yang lebih penting kita renungi sekarang adalah petunjuk Allah, bahwa perubahan itu tidak berdiri sendiri. 

Perubahan nasib dan keadaan bukan hadiah. 

"Allah tidak mengubah kondisi atau nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah keadaannya," begitu firman Allah swt.

Sahabatku,
Ada dua unsur terpenting dari perubahan menurut Al-Bukhturi: 

Hati yang berkilau dan semangat yang bergelora. 

Ia menyebutnya dalam ungkapan, "nafsun tadhiwa himmah tatawaqqad" (Diwan al Bukhturi 1/269). 

Hati yang berkilau adalah kiasan dari niat yang bersih dari beban noda dan kotoran. Niat yang bersih dari hawa nafsu, ambisi dan kepentingan pribadi, apapun bentuknya. Itulah yang menjadi prinsip dan pegangan Umar bin Abdul Aziz -khalifatul mu’minin yang dijuluki khulafa ur rasyidin kelima. Hisyam bin Abdul Malik menggambarkan hal itu dalam ungkapannya, "Aku tak mendapati Umar melangkah, satu langkah sekalipun, kecuali Umar telah meneguhkan niatnya." (Sirah Umar, Ibnu Abdil Hakam, 30/29)

Sahabatku,
Niat yang bersih juga menjadi indikator prestasi dan kualitas amal yang dilakukan pemiliknya. Abdullah bin Mubarak menyebutkan "Berapa banyak amal yang kecil tapi dibesarkan oleh niat, berapa banyak amal yang banyak namun dikecilkan karena niat…." 

Juga ungkapan tokoh Tabi’in Mutharrif bin Jalil Abdullah, "Baiknya amal tergantung baiknya hati. Baiknya hati tergantung dengan baiknya niat. Siapa yang niatnya baik maka ia akan baik, dan siapa yang niatnya bercampur dan kotor, maka ia menjadi kotor dan bercampur."

Mari bersama, tanamkan keyakinan bahwa niat dan kebersihan hati ini harusnya kita letakkan pada tempat paling tinggi yang paling kita perhatikan. 

Jangan sampai, berbagai aktivitas lain menjadikan kita lupa dari memelihara niat dan kesucian hati. Inilah yang disinggung oleh Mushthofa Shadiq ar Rafi’i, "Kesalahan terbesar adalah bila engkau berusaha meluruskan dan membenahi kehidupan yang ada di sekitarmu, tapi engkau meninggalkan kekacauan dalam hatimu." (Wahyul Qalam, 2/44)

Sahabatku,
Syarat perubahan yang kedua, adalah himmah tatawaqqadu, semangat yang tinggi. Niat yang bersih akan menjadi kekuatan dahsyat bila bersanding dengan ketinggian dan kekuatan semangat. 

Menurut Ibnul Qoyyim, hati itu seperti burung, bila terbang meninggi maka ia akan jauh dari bahaya, tapi bila ia semakin dekat ke bumi, ia semakin terancam oleh bahaya," (Al-Jawabul Kafi, 80, Ibnul Qoyyim).Kekuatan burung untuk terbang lebih tinggi harus didukung dengan kekuatan niat dan semangat. Korelasinya begini, setiap kali jiwa seseorang meninggi semangatnya maka hati pun akan bersih dari berbagai kontaminasi dan selalu sibuk dengan urusan yang besar. Sekaligus semangat itu pula yang akan menjadikan hati terpelihara dari penyakit dan panah syaithan.

Tak ada jiwa yang tak disibukkan dengan perkara besar, kecuali ia akan disibukkan oleh perkara kecil. Tak ada jiwa yang tidak disibukkan dengan kebaikan, kecuali ia pasti disibukkan dengan keburukan.

sahabat,
"andai Jiwa itu selalu cenderung pada yang enak dan santai. Tidak berselera kepada sesuatu yang tidak disukai dan berat. Maka angkatlah jiwamu sejauh engkau bisa mengangkatnya ke tempat yang tinggi,terbanglah tinggi ke atas,usah ditoleh apa yang ada di belakangmu..awan biru menantimu.."


sungguh,kita lebih banyak mengimpikan yang enak dan santai..seringkali menghindari yang berat dan tak disukai..

salam 10 malam terakhir..masih kuatkah kita di sana nanti?

Thabbit qulubana Ya Allah 'ala Dinnik


p/s:selamat terbang sahabat2,tajdidkan niat,sucikan hati..insyaAllah itulah permulaan satu kekuatan..
rujukan:http://beranda.blogsome.com/2008/08/11/terbanglah-ke-tempat-ang-tinggi/

No comments: